Rabu, 21 September 2011

JURNALIS JAKARTA KUNJUNGI NGALAU TALAGO

Keindahan ngalau Talago (telaga) agaknya telah mulai minat banyak orang, termasuk para jurnalis dari kota Metropolitan Jakarta, diantaranya dua wartawan dari majalah Mingguan Gatra, masing-masing Erwin. Y. Salim dan fhotografernya Rino.

Begitu menginjakkan kakinya di ngalau yang berada dipinggang bukit barisan itu, ungkapan kekaguman terhadap ciptaan sang khalik langsung terlontar dari mulut keduanya. Keindahan ngalau Talago (telaga) agaknya telah mulai minat banyak orang, termasuk para jurnalis dari kota Metropolitan Jakarta, diantaranya dua wartawan dari majalah Mingguan Gatra, masing-masing Erwin. Y. Salim dan fhotografernya Rino.

Begitu menginjakkan kakinya di ngalau yang berada dipinggang bukit barisan itu, ungkapan kekaguman terhadap ciptaan sang khalik langsung terlontar dari mulut keduanya.

“Wah !, sungguh dahsyatnya ciptaan yang maha kuasa, berapa lama prosesnya hingga bisa terbentuk seindah ini, mungkin ratusan atau ribuan tahun yang silam, ” ujar Erwin begitu sampai didalam ngalau yang penuh dengan hiasan stalagnit dan stalagtit itu ketika berkunjung ke ngalau Talago, Kamis lalu.

Menurut wartawan senior asal Bayur Maninjau Kabupaten Agam ini, keindahan ngalau Talago ini sungguh luar biasa, hanya saja amat disayangkan, keindahan ngalau yang belum tersentuh pemerintah itu sedikit tercemar akibat corat-coret si tangan jahil yang datang ke ngalau tersebut.

“Sangat disayangkan, ngalau seindah ini malah tercemar oleh coret-coret yang merusak keindahan,” ujarnya sambil menghela nafas panjang.

Seharusnya, tambah putra Bayur ini, pihak Pemkab Sijunjung hendaknya dapat melakukan pembenahan terhadap ngalau Talago, sebab ngalau ini bisa menjadi aset berharga yang dapat mendatangkan pendapatan buat Sijunjung.

“Sayang ya, ngalau ini belum lagi terkelola dengan baik, andai Pemkab mampu menjualnya, saya yakin ini akan dapat minat wisatawan untuk datang ke daerah in, dan itu tentu akan berdampak positif terhadap kemajuan pariwisata Sijunjung kedepan,” ujarnya.

Kemudian yang perlu dibenahi adalah infrastruktur menuju kawasan objek wisata Silokek khususnya dan kawasan Musiduga umumnya, karena saat ini satu-satunya jalan menuju lokasi tersebut dari ibukota banyak yang mengalami kerusakan. Andai infrastrukturnya bagus, ia yakin tentu akan dapat menundang wisatawan lebih banyak lagi datang ke kawasan tersebut, hal ini ditunjang kondisi alam Silokek dengan udaranya nan sejuk serta panorama alamnya nan indah. “Sayang kalau ini tak dimanfaatkan dengan baik, padahal keindahan alam yang dimiliki itu bisa mendatangkan income bagi kabupaten ini.

Selanjutnya, bila wisatawan sudah banyak yang datang, juga akan berdampak terhadap perekonomian masyarakat setempat, tentu dengan prinsip yang dipakai adalah membangun sektor wisata yang berbasis ekonomian kerakyatan.

“Kalau itu terwujud saya yakin daerah ini bakal maju dan berkembang dengan pesat, termasuk peningkatan terhadap ekonomi masyarakat Silokek dan sekitarnya, sebab dengan berkembangnya objek wisata ini masyarakat tentu akan dapat membuka usaha, setidaknya membuka usaha kuliner asli daerah ini yang bisa dijual kepada pengunjung,” tuturnya.

Untuk datang ke ngalau Talago di kawasan Silokek ini tidaklah terlalu sulit, sebab jaraknya tidaklah terlalu jauh dari Muaro Sijunjung selaku ibukota Kabupaten Sijunjung, yaitu 12 Km dengan waktu tempuh sekitar 45 menit. Sesampainya di ngalau Cigak tepatnya pulau Andam Dewi, perjalanan dilanjutkan dengan berjalan kaki ke ngalau Talago yang berjarak sekitar 1,5 Km dari jalan utama dengan melalui kebun masyarakat dengan waktu tempuh sekitar 1 jam perjalanan.

Perjalanan ini memang sedikit melelahkan, namun rasa lelah itu akan hilang bila sampai di ngalau Talago, karena di ngalau itu para pengunjung dapat menikmati keindahan ngalau yang penuh dengan hiasan stalagnit dan stalagtit yang memancarkan cahaya bagaikan manik-manik, yang menghiasi seluruh ruangan ngalau.

Bahkan pada ruangan ketiga dari empat ruangan yang terdapat di ngalau tersebut, pengunjung juga bisa melihat sebuah batu yang mirip dengan buaya, hanya saja batu mirip buaya itu bagian kepalanya telah patah dan hilang.

“Kalau dulu batu itu lengkap dan benar-benar mirip buaya, tapi amat disayangkan sekarang bagian kepalanya patah dan hilang, entah apa penyebabnya kita tak tahu,” tutur Paldi Muhendra salah seorang personil Dinas Parsenibudpora Sijunjung yang ikut mendapingi rombongan dari Jakarta tersebut.

Menurut Paldi, ngalau Talago ini selain memiliki keindahan, juga mempunyai kekhususan yang sedikit berbau magic. Dimana air yang menetes dari langit-langit goa juga bisa dijadikan sarana pengobatan. “Itu pernah sudah saya lakukan, dan berkat izin yang maha kuasa ternyata cukup manjur juga. Tapi jangan salah tafsir, semua itu bisa terjadi karena izin Allah. SWT,” pungkasnya. (Eri Chaniago *)
selengkapnya...

BILA KEJAYAAN SUDAH RUNTUH

Ketika semuanya harus berakhir. Fenomena itu adalah sebuah perubahan alam yang mesti terjadi walau pun dampaknya sangat menyakitkan dan menyedihkan.

“Karena kita bagian dari alam, segala perubahan harus diterima apa adanya. Walau kadang kala secara materi kita dirugikan, tapi ambilah hikmahnya. Karena Allah SWT mengetahui apa yang tidak kita ketahui. Jangan menyesali keadaan. Jalan terbaik, terimalah perubahan itu dengan sabar dan tawakal serta berserah diri kepada-Nya,” kata buya H. Ismail, Selasa (20/9), di Muaro Sijunjung. Ketika semuanya harus berakhir. Fenomena itu adalah sebuah perubahan alam yang mesti terjadi walau pun dampaknya sangat menyakitkan dan menyedihkan.

“Karena kita bagian dari alam, segala perubahan harus diterima apa adanya. Walau kadang kala secara materi kita dirugikan, tapi ambilah hikmahnya. Karena Allah SWT mengetahui apa yang tidak kita ketahui. Jangan menyesali keadaan. Jalan terbaik, terimalah perubahan itu dengan sabar dan tawakal serta berserah diri kepada-Nya,” kata buya H. Ismail, Selasa (20/9), di Muaro Sijunjung.

Hal yang juga perlu diingat, dalam mengarungi hidup dan kehidupan di atas dunia ini, tidak setiap keinginan tercapai dan terwujud sesuai kehendak. Selaku insan lemah manusia harus siap menerima kenyataan itu. Karena itu juga bagian dari sifat alam.

Selain tidak setiap keinginan tercapai dan terwujud sesuai kehendak, setiap yang dicintai dan disayangi juga akan pergi dan berlalu, karena di atas dunia ini tidak ada yang kekal dan abadi. Bahkan kehidupan akan berakhir dengan kematian.

Artinya, ketika semuanya harus berakhir, dengan kata lain disaat cinta telah sirna, harta telah musna, tahta sudah puna, kebahagiaan telah berlalu dan kejayaan sudah runtuh, manusia selaku insan lemah yang tidak mempunyai daya dan upaya tanpa seizin Allah SWT, harus menerima kenyataan itu dengan tulus ikhlas.

“Sebab sebagai insan lemah kita hanya bisa berencana, sedangkan keputusan berada di tangan Tuhan. Lagi pula takdir dan suratan sudah ditentukan oleh Yang Maha Kuasa. Kita tidak mampu mengelak, apa lagi menolaknya. Yang harus diperbuat dan disikapi, adalah menjalaninya dengan tabah dan tawakal. Apa yang terjadi, itulah yang terbaik menurut Allah SWT, karena di balik semua itu ada rahasiah Tuhan yang tidak kita ketahui,” urai buya.

Bila seluruh umat Islam mampu menarik tali merah ke titik kesimpulan seperti ini, niscaya akan selamat di dunia dan di akhirat serta mampu menerima dan menjalani ketika semuanya harus berakhir, tutur Ismail. –nas+
selengkapnya...

Rabu, 07 September 2011

PEGAWAI MANGKIR 14 ORANG

Meski sudah libur selama sembilan hari (27/8-4/9), namun pada hari pertama masuk kerja, Senin (5/9), masih ada pegawai Pemkab Sijunjung yang tidak hadir tanpa keterangan (TK). Jumlahnya 14 orang.

Sedangkan yang tidak masuk kerja karena sakit, izin, cuti, tugas belajar serta dinas luar dan dinas dalam, juga tidak sedikit.
Meski sudah libur selama sembilan hari (27/8-4/9), namun pada hari pertama masuk kerja, Senin (5/9), masih ada pegawai Pemkab Sijunjung yang tidak hadir tanpa keterangan (TK). Jumlahnya 14 orang.

Sedangkan yang tidak masuk kerja karena sakit, izin, cuti, tugas belajar serta dinas luar dan dinas dalam, juga tidak sedikit.

Adanya pegawai Pemkab Sijunjung yang TK alias mangkir di hari pertama kerja setelah libur panjang Idul Fitri 1432 H, dilaporkan langsung oleh kepala satuan kerja perangkat daerah (SKPD) bersangkutan kepada Bupati Yuswir Arifin dalam apel organik, di halaman Kantor Bupati.

Apel organik yang dilaksanakan setiap Senin minggu pertama, dihadiri Wakil Bupati Muchlis Anwar, Sekdakab H. Bakri dan pejabat teras Pemkab. Peserta apel, pejabat dan pegawai yang berkantor di Muaro Sijunjung.

Karena masih ada yang tidak masuk kerja tanpa alasan, Bupati Yuswir Arifin mengintruksikan kepala SKPD bersangkutan memberi teguran secara tertulis kepada pegawai yang mangkir itu.

Tidak lanjut dari teguran tertulis yang diberikan, kepala dan aparatur Inspektorat diminta melakukan pemeriksaan sesuai peraturan dan ketentuan yang berlaku.

“Terlepas dari benar atau tidak laporan yang disampaikan hari ini, ke depan saya berharap kepada seluruh kepala SKPD melaporkan keadaan pegawai yang sebenarnya. Jangan melindungi staf yang tidak disiplin, karena dengan cara begitu berarti kita telah menularkan hal yang tidak baik kepada karyawan karyawati kita sendiri,” kata bupati.

“Khusus pegawai yang dilaporkan TK, saya minta kepala SKPD bersangkutan memberi teguran secara tertulis. Tembuskan teguran itu kepada inspektorat, supaya pegawai tersebut bisa diperiksa sesuai peraturan dan ketentuan yang berlaku,” tambah bupati.

Selain pegawai yang berkantor di Muaro Sijunjung, Bupati Yuswir Arifin juga mengintruksikan Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Yunanto Masri menurunkan seorang petugas ke setiap Kantor Camat guna mencek kehadiran pegawai.

“Guna mengetahui kehadiran pegawai kecamatan di hari pertama ini, saya minta Kepala BKD menurunkan seorang petugas pada setiap Kantor Camat. Kalau ada pegawai yang TK, suruh camat memberi teguran secara tertulis dan tembuskan surat teguran itu kepada inspektorat, supaya pegawai bersangkuta diperiksa oleh inspektorat,” pesan bupati kepada Kepala BKD Yunanto Masri.

Sebaliknya, terhadap pejabat dan pegawai yang mengikuti apel organik, Bupati Yuswir Arifin menyatakan penghargaan dan mengucapkan terima kasih, dengan harapan ke depan disiplin diri yang sudah tertanam semakin baik dan meningkat.

Seusai apel, dengan membentuk barisan panjang, bupati, Wabup, Sekda, pejabat teras Pemkab dan para kepala SKPD bermaafan dan saling berjabat tangan dengan seluruh peserta apel. -nas *
selengkapnya...

Selasa, 23 Agustus 2011

PELAJAR MELAKSANAKAN MTQ

Guna mengisi dan menyemarakan bulan suci Ramadhan 1432 H, organisasi pelajar (Ogapel) Nagari Durian Gadang, Kecamatan Sijunjung menyelenggarakan berbagai kegiatan bernafas Islam dari Senin sampai Rabu (22-24/8), di Masjid Nurul Huda.

Kegiatan yang dibuka Wakil Bupati Sijunjung, Muchlis Anwar, diantaranya Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ), tartil, lomba khutbah Jumat, lomba ceramah agama, pidato cilik (Pidacil), shalat jenazah serta lomba hafalan asmaul husna dan cerdas cermat. Pembukaan yang diselengi dengan penampilan qasidah rabana oleh murid SD, dihadiri sejumlah kepala satuan kerja perangkat daerah, Muspika Sijunjung serta tokoh dan pemuka masyarakat Nagari Durian Gadang.

Menurut Walinagari Durian Gadang, Isrin, disamping menyemarakan bulan suci Ramadhan, berbagai kegiatan yang diadakan juga untuk memilih qori dan qoriah terbaik guna menghadapi MTQ tingkat Kecamatan Sijunjung.

Wabup mengaku salut dan bangga terhadap pelajar Nagari Durian Gadang yang mampu menyelenggarakan berbagai kegiatan bernafas Islam pada bulan Ramadhan yang suci dan mulia ini.

“Terus terang saya salut dan bangga terhadap pelajar Nagari Durian Gadang yang mampu menyelenggarakan berbagai kegiatan bernafas Islam pada bulan Ramadhan yang suci dan mulia ini. Mudah-mudahan kegiatan yang dilaksanakan berjalan lancar dan sukses serta mencapai sasaran,” harap Wabup.

Khusus MTQ, menurut Wabup adalah merupakan sarana untuk menanamkan kemauan dan keinginan yang kuat bagi umat Islam guna memperdalam, memahami dan menghayati isi kandungan Al Quran, sekaligus mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari.

Selain itu, umat Islam yang gemar membaca Ayat Suci Al Quran, adalah hamba Allah yang dirindukan Surga, karena setiap huruf Al Quran yang dibaca bernilai 10 pahala, terlebih dalam bulan suci Ramadhan, pahalanya berlipat ganda.

Oleh karena itu, sangatlah tepat bila kaum muslimin dan muslimat yang senantiasa mengharap keredhan Allah SWT memperbanyak membaca Al Quran dalam bulan Ramadhan ini, baik di surau, mushalla dan di masjid, maupun di rumah. Dengan kata lain, tidak hanya dalam MTQ saja, imbau Wabup Muchlis Anwar.

Selain membuka secara resmi, untuk kelancaran kegiatan yang dilaksanakan, Wabup serahkan sumbangan Rp1,5 juta. –nas
selengkapnya...

BUPATI BERLEBARAN BERSAMA MASYARAKAT

Sebagaimana tahun lalu, pada Idul Fitri 1432 H ini, Bupati Sijunjung Yuswir Arifin dan Wakil Bupati Muchlis Anwar juga akan merayakan hari kemenangan bersama rakyat, di Balairung Lansek Manih, bukan di rumah dinas.
“Untuk mempererat hubungan silaturrahim dan rasa kekeluargaan, sebagaimana tahun lalu, pada Idul Fitri 1432 H ini kita juga akan berlebaran bersama rakyat, di Balairung Lansek Manih,” kata bupati, Selasa (23/8), di ruang kerjanya. Karena dirasakan indah dan nikmatnya suasana lebaran, merayakan hari kemenangan bersama rakyat, setelah berjuang sebulan penuh, menahan haus dan lapar serta nafsu angkara murka, sudah dilaksanakan Pemkab Sijunjung, sejak beberapa tahun lalu.

Selain mempererat hubungan silaturrahim dan rasa kekeluargaan, berlebaran bersama rakyat, juga untuk meningkatkan ukuwah Islamiyah, karena disamping mendirikan shalat berjemaah, keutamaan Idul Fitri adalah memperkokoh persaudaran dengan saling bermaafan dan berjabat tangan.

Tujuan lain, supaya tidak ada kaum muslimin dan muslimat yang tidak bergembira saat merayakan hari kemenangannya, minimal warga yang berdomisili di Kota Muaro Sijunjung dan sekitarnya, kata Bupati Yuswir Arifin.

Agar tujuan tercapai, bupati menghimbau dan mengajak jemaah shalat Idul Fitri mendatangi Balairung Lansek Manih, guna mencicipi berbagai makanan dan minuman yang disediakan Pemkab.

Shalat Idul Fitri.

Menurut Kabag Kesra H. Amri Suza, seperti tahun lalu, untuk Kota Muaro Sijunjung, Shalat Idul Fitri 1432 H, dipusatkan di jalan raya depan Gelanggang Olahraga (GOR) Sibinuang.

Sesuai rencana, yang akan bertindak sebagai khatib adalah dosen IAIN Imam Bonjol Padang H. Buchari. Sedangkan imam, Kepala Kantor POS, Darmawan.

Seandainya hujan turun di pagi Idul Fitri itu, shalat dilaksanakan di Masjid Istiqlal Muaro serta di Masjid Taqwa.

Selain menunaikan Shalat Idul Fitri dan berlebaran bersama, Pemkab Sijunjung juga menyelenggarakan takbiran, malam sebelum hari raya, di Masjid Taqwa.

“Baik shalat mau pun takbiran, akan diikuti Bupati Yuswir Arifin, Wakil Bupati Muchlis Anwar, Muspida, ketua DPRD, pejabat teras Pemkab, kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) pegawai serta kaum muslimin dan muslimat Kota Muaro Sijunjung,” jelas Amri Suza. -nas
selengkapnya...

Senin, 22 Agustus 2011

PADANG SIBUSUK BERKOMPETISI

Dari delapan nagari yang berkompetisi memperebutkan prediket terbaik di tingkat Kabupaten Sijunjung pada tahun 2011 ini, satu diantaranya adalah Padang Sibusuk.
Nagari yang mewakili Kecamatan Kupitan itu, akan dinilai oleh tim penilai kabupaten , kata Camat Kupitan, Henri Chaniago,di Padang Sibusuk.

Terpilihnya Padang Sibusuk mewakili Kecamatan Kupitan, ke tingkat kabupaten, disamping memang baik dari yang terbaik, di nagari tersebut cukup banyak sarana dan prasarana pendukung dalam upaya memajukan pembangunan dan kesejahteraan masyarakat. Baik sarana dan prasarana yang dibangun pemerintah mau pun yang didirikan warga, ulas camat.
selengkapnya...

MASJID SYUHADA

Masjid Syuhada Palangki, Kecamatan IV Nagari, Kabupaten Sijunjung yang berdiri anggun dan megah di pinggir jalan raya lintas Sumatra, patut dicontoh dan disuritauladani, baik dari segi pembangunan dan pemeliharaan maupun jemaahnya.

Betapa tidak, disamping bersih, rapi dan indah luar dalam, suasana masjid bertingkat tiga yang bercat putih berkombinasi biru juga sejuk, nyaman dan tentram, sehingga kaum muslimin dan muslimat yang senantiasa mencari keredhaan Allah SWT, akan memperoleh ketenangan hati dan kedamaian jiwa, saat beribadah di dalamnya. Kebersihan, kerapian dan keindahan masjid, tercipta dan terpelihara dengan baik dari perkarangan sampai ke dalam. Lingkungan minsalnya, pada halamannya yang luas dan seluruhnya disemen, berdiri sebuah menara yang cukup tinggi. Di puncaknya dipasang tiga buah corong pengeras suara untuk menyebarluaskan kumandangan azan serta bacaan ayat suci Al Quran. Sementara sisi masjid di samping jalan raya, berdiri kokoh pagar tembok yang bernuansa Islamiyah.

Menara dan pagar yang berdiri kokoh, tidak saja menambah keindahan masjid yang memang sudah indah, tapi juga menciptakan kesejukan dan kedamaian lingkungannya.

Sehingga setiap kaum muslimin dan muslimat yang singgah matanya saat melintas di jalan raya lintas Sumatra, tidak saja berdecah kagum, tapi secara spontanlitas muncul keinginan untuk menunaikan shalat di dalam masjid, terlebih tatkala waktu mendirikan shalat fardu sudah hampir masuk.

Fenomena dari keinginan kaum muslimin dan muslimat yang muncul seketika, setiap menunaikan shalat fardu, Masjid Syuhada tidak perna sepi dari jemaah. Tidak seperti masjid lain yang diluar Ramadan krisis makmum.

Kebersihan dan keindahan lingkungan masjid, juga ditopang oleh tempat berwudhuk yang tertata rapi. Pada sarana yang seluruh bangunannya dipasang kramik, mengalir air bening, putih dan bersih lewat pipa besi yang tidak kalah putih dan bersihnya.

Dibanding perkarangan, ternyata di dalam masjid suasanya lebih sejuk, nyaman dan tentram. Suasana itu tercipta, karena disamping lantai dan dinding sudah dikramik serta loteng dipasang triplek berukir dan bercat putih, sarana dan prasarana penunjang beribadah juga tertata rapi.

Menurut pengurus Masjid Syuhada H. Afrison Saleh, di masjid tersebut, Minggu (24/4), bisanya masjid tertata sedemikian rupa, disamping jemaah dan masyarakat yang berdomisili di kampung, perhatian dan kepedulian para perantau juga cukup tinggi.

“Sejak masjid ada, kami selalu melaksanakan Shalat Hari Raya Idul Fitri dan Hari Raya Idul Adha di masjid ini. Pada pelaksanaan Shalat Idul Fitri, paling sedikit terkumpul infak Rp40 juta, bahkan pernah mencapai Rp80 juta. Disamping dari jemaah dan masyarakat yang berdomisili di kampung, infak itu juga disalurkan para perantau yang pulang kampung. Berkat perhatian yang cukup tinggi itulah masjid ini bisa tertata rapi dan terpilih sebagai masjid terbaik di tingkat Sumbar pada tahun 2009,” kata Afrison. –nas
selengkapnya...

JANGAN BERHUTANG WAKTU LEBARAN

Bupati Sijunjung, Yuswir Arifin berharap dan mengimbau masyarakat dan pegawai supaya menghadapi hari raya Idul Fitri 1432 H apa adanya. Jangan memaksakan kehendak dan memperturutkan hawa nafsu.
“Dalam kondisi ekonomi yang kurang menguntungkan, kita berharap dan mengimbau masyarakat dan pegawai supaya menghadapi hari raya Idul Fitri seadanya. Jangan memaksakan kehendak dan memperturutkan hawa nafsu,” kata bupati, ruang kerjanya. Jika kehendak atau hawa nafsu yang diperturutkan, pada akhirnya akan berdampak buruk terhadap diri dan keluarga, karena untuk memenuhi tuntutan yang tidak terukur, tidak tertutup kemungkinan terjadinya sesuatu yang seharusnya tidak terjadi. Misalnya mengutang atau menjual dan menggadaikan barang yang dimiliki.

“Bila ini yang terjadi, tentunya kita akan menghadapi persoalan baru setelah lebaran berlalu. Utang harus dibayar, gadaian harus ditebus. Untuk itu hadapilah Idul Fitri sesuai kemampuan. Jan minta angok kalua badan,” kata bupati mengulangi imbauannya.

Jika masyarakat dan pegawai menyadari, hari raya Idul Fitri tidak perlu dihadapi dengan segala yang baru serta dengan hidangan beraneka ragam kue dan masakan istimewah.

Terlebih bagi yang tidak menunaikan ibadah puasa. Karena lebaran itu tidak untuk berpesta pora, tapi untuk merayakan hari kemenangan bagi kaum muslimin dan muslimat yang beriman setelah berjuang sebulan penuh dalam menahan haus dan lapar serta nafsu angkara murka.

Jika tidak berpuasa pada bulan Ramadan, kemenangan apa yang akan dirayakan pada 1 Syawal. Hanya kemenangan semu, atau sekedar jadi antimun bungkuak, masuak karanjang lai masuak etongan indak.

Begitu juga bagi umat Islam yang telah melaksanakan ibadah puasa dengan tulus dan ikhlas serta penuh perhitungan, yang paling tepat dilakukan adalah menghadapi lebaran dengan apa adanya.

Kalau memang memiliki sedikit kelebihan harta, alangkah baiknya didermakan kepada fakir miskin dan yatim piatu yang kurang beruntung dalam hidupnya. Sebab, disamping perbuatan itu akan lebih berarti dan bermakna di hari kemenangan, juga dianjurkan oleh Allah SWT kepada kaum muslimin dan muslimat yang senantiasa mencari keredhahan-Nya.

Agaknya yang tidak dapat dihindari, adalah pakaian baru bagi anak-anak dan remaja kecil, karena lebaran ini merupakan hari untuk bergembiraria bagi mereka, maklum hanya sekali dalam setahun.

Hanya saja yang perlu dihindari oleh para orangtua, jangan memaksakan diri dalam memenuhi kebutuhan sianak. Artinya, jangan sampai mengutang, apalagi menjual dan menggadai harta yang tidak seharusnya dilego, hanya untuk membeli baju, celana dan sepatu baru anak serta untuk membuat beraneka ragam kue dan masakan istimewah, harap Bupati Yuswir Arifin. (206). nas *
selengkapnya...

Kamis, 18 Agustus 2011

PASKIBRA SUKSES MENUNAIKAN TUGAS

Tidak sia-sia Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra) menjalani latihan yang cukup ketat dan keras serta dengan disiplin yang tinggi selama 14 hari (24-29/7 dan 9-16/8)
Tanpa cacat sedikitpun, mereka suskses menunaikan tugas menaikan bendera merah putih pada upacara peringatan detik-detik Proklamasi ke-66, di lapangan M. Yamin Muaro Sijunjung, Rabu (17/8).

Bahkan Bupati Yuswir Arifin, Muspida, ketua DPRD Muhklis. R, Wakil Bupati Muchlis Anwar dan Sekdakab H. Bakri berdecah kagum melihat penampilan Paskibra yang begitu sempurna.
“Kita pantas berbangga diri dan bersyukur kehadirat Allah SWT, karena Paskibra sukses dan sempurna melaksanakan tugasnya. Tidak ada cacat dan kesalahan sedikit pun,” kata bupati.
Yang bangga dan gembira atas sukses yang dicapai, tidak saja pelatih dan seluruh personil Paskibra. Tapi Kepala Kantor Kesbangpol Linmas, Aprizal selaku ketua tim pelatih yang bertanggungjawab penuh terhadap keberhasilan ini, juga bersyukur tarhadap Allah SWT dan berterima kasih kepada seluruh pihak yang terlibat.
Sebanyak 78 personil Paskibra yang dibina dan dilatih selama 14 hari, setelah melewai seleksi yang cukup ketat, seluruhnya siswa yang duduk di berbagai SLTA, kata Aprizal seusai upcara penaikan bendera merah putih, di lapangan M. Yamin.
Personil itu terdiri dari lima orang siswa SMAN 1, 12 siswa SMAN 2, tiga siswa SMAN 3, tujuh siswa SMAN 4, satu siswa SMAN 5, tiga siswa SMAN 6, dua siswa SMAN 7, tiga siswa SMAN 8, tiga siswa SMAN 9, dua SMAN 10 satu siswa SMAN 11, satu siswa SMAN 12, enam siswa SMKN 1, empat siswa SMKN 2, tiga siswa SMKN 3, enam siswa SMKN 4, tiga siswa SMKN 5, dua siswa SMKN 6, satu siswa MAN Palangki, dua siswa MAN Padang Sibusuk, satu siswa SMEA KM dan satu orang siswa SMK Elektro.
Instruktur pelatih yang telah berhasil menggembleng Paskibra hingga mencapai sukses dan sempurna, adalah Riko Hidayat dan Janaka Adisran (Kesbangpol), Serka Hidayat (Kodim), Briptu Sepman Hadi dan Bripda Dian Anggraini (Polres), serta Carli Marlinton, Verdi Nandi Ghazali, Haryadi Wiyarsya dan Beni Akbar (Purna Paskibra Indonesia Kabupaten Sijunjung).
Kesuksesan yang dicapai Paskibra juga tidak terlepas dari andil komandan pasukan, Ipda Heriadi Ismail dan Ipda Yosi Hendra (Polres) serta pasukan pengawal, Serka Sahita, Sertu Mashudi, Sertu Syahirman dan Serda Sunarto (Kodim 0310/SSD), jelas Aprizal. -nas
selengkapnya...

Rabu, 17 Agustus 2011

MANUSIA DEKAT DENGAN KEMATIAN

Yang paling jauh di atas dunia ini, adalah masa lalu. Sedangkan yang paling dekat adalah kematian. Artinya manusia sangat dekat dengan kematian.
Masa lalu dikatakan paling jauh, karena ia tidak bisa dijangkau dan dijelang serta tidak akan pernah kembali, meski terjadinya baru sepermeliar detik, kata Kepala MTsS Timpe Empat, Kecamatan Kamang Baru, Kabupaten Sijunjung, Wan Eka Putra dalam ceramah Ramadhan, Selasa (16/8), di Masjid Jamik Padang Sibusuk, Kecamatan Kupitan.
Kematian dikatakan paling dekat dengan manusia, karena ia bisa datang setiap saat dalam hitungan detik dan menit di mana serta dalam situasi dan kondisi bagaimana pun, tanpa dapat dicegah dan ditolak.
Meski tidak bisa dijangkau dan dijelang serta tidak akan pernah kembali, namun masa lalu dapat dijadikan cermin diri untuk menapak masa depan yang lebih baik dan bermakna.
“Artinya, kalau di masa lalu kita beribadah seadanya, dengan kata lain hanyo sakadar pambaiah utang atau sekedar untuk dilihat orang, ke depan lakukan dengan tulus ikhlas karena Allah SWT. Jika di masa lalu kita banyak berbuat dosa, segeralah tobat mumpung masih ada waktu dan kesempatan,” pesan Wan Eka Putra.
Karena kematian sangat dekat dengan manusia, untuk menghadapi fakta dan kenyataan itu setidaknya ada tiga sikap dan perbuatan yang harus dilakukan oleh ummat Islam.
Ketiga perbuatan itu, kerjakan untuk akhirat tapi jangan lupa dunia. Berbuat baik sebagaimana Allah SWT memberi kebaikan kepada manusia. Jangan melakukan kerusakan dan maksiat di atas bumi.
“Kerjakan untuk akhirat tapi jangan lupa dunia, artinya dalam mengarungi hidup dan kehidupan di alam fana ini, kita harus mendahulukan dan mensegerakan kegiatan untuk akhirat dari pada aktifitas untuk memenuhi kepentingan dunia. Misalnya dalam menunaikan shlat wajib, bila waktunya sudah tiba, segera tunaikan. Jangan mengulur-ngulur waktu. Jangan abai dan lalaikan shalat karena kesibukan dunia, karena dunia hanya persinggahan sementara, sedangkan akhirat tempat yang kekal dan abadi,” kata ustad.
Berbuat baik sebagaimana Allah SWT memberi kebaikan kepada manusia, artinya gemar melakukan kebaikan terhadap sesama, seperti menolong orang yang sedang kesusahan, membantu umat yang butuh pertolongan serta memberi makan fakir miskin dan yatim piatu yang kelaparan.
Dilarang melakukan kerusakan dan maksiat di atas bumi, karena Allah SWT membenci dan melaknat manusia yang melakukan perbuatan itu, seperti menebang kayu sembarang dan merusak lingkungan serta berzina dan berbuat amoral.
“Untuk itu, mumpung sekarang kita berada di bulan Ramadhan yang suci dan mulia serta bulan pengampunan dan pembakar dosa, seandainya masa lalu kita hitam dan gelap, segeralah bertobat serta lakukan peningkatan iman dan aqidah, supaya masa depan yang akan ditapaki lebih cerah dan terang benderang,” imbau Wan Eka Putra kepada jemaah Masjid Jamik. –nas +
selengkapnya...

KOPERINDAG JUAL 11.030 PAKET

Guna membantu rakyat berekonomi lemah dalam menghadapi bulan suci Ramadhan dan hari raya Idul Fitri 1432 H, Pemkab Sijunjung melalui Dinas Koperindag menjual 11.030 peket kebutuhan harian.
Setiap paket yang dijual, disubsidi Rp10 ribu, sehingga secara keseluruhan nilai subsidi mencapai 110.300.000, kata Kepala Dinas Koperindag Kabupaten Sijunjung, Yofritas, di Kantor Bupati, Rabu (17/8).
Menurut Yofritas yang didampingi Kasi Perlindungan Konsumen dan Kemetrologian Dinas Koperindag, Joni Wardin, penjualan paket yang bekerja sama dengan bank yang ada di Kabupaten Sijunjung, berisi 2 kilogram gula pasir dan 2 liter minyak goreng kemesan.
“Di pasar, 2 kilogram gula pasir dan 2 liter minyak goreng kemesan itu harga jualnya Rp49 ribu. Karena disubsidi Rp10 ribu, kami hanya menjual Rp39 ribu,” jelas Yofritas.
Dari 11.030 paket yang disiapkan, sebanyak 4.930 dijual pada 29 nagari tertinggal dari Senin sampai Kamis (8-11/8) dengan jumlah 170 paket pernagari. Sedangkan 500 paket dijual dalam operasi pasar di depan geduang juang Muaro Sijunjung, Selasa (16/8). Sementara yang 5.600 paket akan dijual dalam waktu dekat ini pada nagari yang tidak dikategorikan tertinggal, urai kepala Koperindag.
Meski tujuannya untuk membantu masyarakat berekonomi lemah, namun penjualan paket dalam operasi pasar di depan geduang juang Muaro Sijunjung, tidak saja diminati rakyat miskin, tapi pejabat dan pegawai juga banyak yang membeli.
Tingginya animo pejabat dan pegawai membeli paket yang berisi kebutuhan harian, karena dalam setiap paket mereka beruntung Rp10 ribu dibanding bila berbelanja di pasar atau di warung, kata Joni Wardin yang memimpin penjualan. -nas +
selengkapnya...

TERIMA PERUBAHAN DENGAN TAWAKAL

Bagaikan berisyarat, buya H. A. Rahman berharap kepada kaum muslimin dan muslimat menerima dengan tulus ikhlas setiap perubahan alam, karena itu sudah merupakan takdir dan suratan yang harus dijalani.
“Karena kita bagian dari alam, segala perubahan, seperti pejabat dan pegawai Pemkab Sijunjung tahun ini tidak menerima THR, harus diterima apa adanya. Walau kadang kala secara materi kita dirugikan, tapi ambilah hikmahnya, karena Allah SWT mengetahui apa yang tidak kita ketahui. Justru itu jangan menyesali keadaan dan jangan pula mencari siapa yang salah. Jalan terbaik, terimalah perubahan itu dengan sabar dan tawakal serta berserah diri kepada-Nya,” Kata A. Rahman, Senin (15/8), di Muaro Sijunjung. Dalam mengarungi hidup dan kehidupan di alam fanah ini, kesabaran, ketabahan dan ketawakalan manusia selaku umat yang beragama, sangat dituntut.

Itu perlu dilakukan supaya hati tidak mati suri dan mata tidak buta makna yang akhirnya diiringi dengan prustasi dan putus asa. Karena di atas di dunia ini tidak ada yang kekal dan abadi, kecuali perubahan itu sendiri. Ia tetap konsisten dan akan terus berubah.

Perlu disadari, perubahan yang dihadapi dalam mengarungi hidup dan kehidupan, adalah bunga dari warna cita-cita. Tapi tidak selamanya mendung itu kelabu. Di balik upaya dan usaha yang dilakukan, terkadang ada keberhasilan yang tertunda, karena belum saatnya tercapai dan tergapai. Sebab sebagai insan lemah manusia hanya bisa berencana, sedangkan keputusan berada di tangan Tuhan.

“Lagi pula, takdir dan suratan sudah ditentukan oleh Yang Maha Kuasa. Kita tidak mungkin menolak atau menghindarinya, kecuali menjalaninya dengan tabah sambil berusaha dan berdoa. Sebab apa yang terjadi dalam hidup dan kehidupan ini, itulah yang terbaik menurut Allah SWT yang harus dijalani dengan qanaa, karena di balik semua itu ada rahasia Tuhan yang tidak kita ketahui. Termasuk pejabat dan pegawai Pemkab Sijunjung yang tahun ini tidak menerima THR, juga perubahan yang harus diterima dengan tulus ikhlas, sabar dan tawaqal,” papar buya. -nas +

selengkapnya...

TUNAIKAN IBADAH RAMADHAN SEBAIK MUNGKIN

Buya H. Iskandar mengimbau jemaah Mushalla Aqrab Padang Sibusuk, Kecamatan Kupitan, Kabupaten Sijunjung untuk menunaikan ibadah puasa sebaik dan sesempurna mungkin serta penuh perhitungan.
“Bulan Ramadhan sarat dengan kebaikan. Oleh karena itu, mari kita isi dengan menunaikan ibadah puasa sebaik mungkin serta perbuatan lain yang bernilai ibadah. Jangan kesempatan ini disia-siakan, karena tahun depan belum tentu kita bisa bertemu dengan bulan yang suci dan mulia ini,” kata Iskandar dalam ceramah Ramadhan, Kamis (11/8) malam, di Mushalla Aqrab.

Jangankan setahun yang akan tiba, sepermeliar detik yang akan datang saja, tidak seorang pun mampu meramalkan apa yang akan terjadi. Sebab, bila Allah SWT berkehendak, air dalam gelas yang sudah di tangan, bisa tidak terminum.

Untuk itu, mumpung ada waktu dan kesempatan, isilah Ramadhan 1432 H dengan perbuatan amal kebajikan. Baik menunaikan ibadah puasa sebaik dan sesempurna mungkin serta penuh perhitungan, maupun bertadarus mengumandangkan Ayat Suci Al Quran serta mendermahkan sebagian harta kepada rakyat miskin dan yatim piatu yang hidup dalam kemelaratan dan penderitaan, imbau buya.

Disamping berbuat amal kebajikan, Iskandar juga mengajak jemaah Aqrab menjadikan momentum Ramadhan untuk mengevaluasi diri atas rahmat dan nikmat yang diberikan Allah SWT.

“Ramadhan adalah bulan pengampunan dan pembakar dosa. Untuk itu manfaatkanlah momentum ini untuk mengevaluasi diri. Harta yang diberikan Allah SWT, untuk apa dipergunakan, karena harta yang miliki kita adalah yang dibelanjakan di jalan Allah. Usia yang dijangkakan, dalam 1x24 jam berapa yang dipergunakan untuk melaksanakan perintah Allah, berapa untuk urusan dunia dan berapa untuk perbuatan yang mengandung dosa. Hitung-hitunglah diri sebelum Tuhan menghitungnya,” pesan buya.

Dari sekian banyak nilai dan keberuntungan yang terkandung dalam Ramadhan, salah satu kemulian dan keagungan-Nya adalah Lailatul Qadr. Secara harfiyah laila berarti malam. Sedangkan Qadr berarti takaran, ukuran serta sesuatu yang bernilai dan sesuatu yang terbatas.

Rasulullah SAW bersabda, ‘sesunguhnya bulan Ramadhan telah hadir di tengah-tengah kalian. Di dalamnya terdapat satu malam yang nilainya lebih baik dari seribu bulan.’

Lailatul Qadr terjadi setiap tahun pada bulan suci Ramadhan, terutama pada sepuluh malam terakhir, lebih utamanya pada malam ganjil, yaitu 21, 23, 25, 27 dan malam ke-29. Lebih utama lagi pada malam ke-27. Disamping itu, malam Jumat yang jatuh pada hitungan ganjil, urai Iskandar. –nas+
selengkapnya...

Selasa, 16 Agustus 2011

Dirgahayu Republik Indonesia ke 66

Hari kemerdekaan Republik Indonesia saat kali ini (juga tahun lalu) merupakan hari kemerdekaan yang special, soalnya hari kemerdekaan atau proklamasi kemerdekaan indonesia diproklamirkan pada saat bulan ramadhan66 tahun lalu, tepatnya pada hari Jum’at 17 agustus 1945 pada bulan Ramadhan. Dan Saat ini, moment itu berulang lagi, perayaan HUT Proklamasi kemerdekaan Indonesia akan tepat pada bulan suci Ramadhan. Tema Hari kemerdekaan 2011.
Pada hari ulang tahun HUT Proklamasi kemerdekaan Indonesia tahun 2011 ini, Pemerintah melalui Sekertariat Negara telah merilis tema HUT Proklamasi ke-66. Adapun temanya sebagai berikut:
“Dengan Semangat Proklamasi 17 Agustus 1945, Kita Tingkatkan Kesadaran Hidup dalam ke-Bhinneka-an untuk Kokohkan Persatuan NKRI, Kita Sukseskan Kepemimpinan Indonesia dalam Forum ASEAN untuk Kokohkan Solidaritas ASEAN.”
selengkapnya...